Jumat, 17 Oktober 2014

PONDOK PESANTREN ASANUSI

            Pondok pesantren (selanjutnya dibaca pesantren) assanusi terletak di “jl. Kebon melati no. 02 desa babakan kec. Ciwaringin kab. Cirebon”. Pesantren assanusi didirikan pertama kali oleh almaghfurlah K.H M. Sanusi (selanjutnya disebut mbah sanusi) yang lahir di Desa winduhaji, kabupaten kuningan. Pada malam jum’at tanggal 14 rabi’ul awwal 1322 H. Atau 12 januari 1904 M. Beliau dalam kandungan ibunya selama 12 bulan, beliau kelahiran dari pasangan K. Agus ma’ani bin aki natakariya bin K. Aslamuddin dengan nyai. Asnita binti kuwu K. Kauri (sacaperwata). Dan mbah sanusi wafat pada 9 jumadil ula 1932 H. Atau 19 juni 1974 M. (DR. AR. IDHAM KHOLID, M. Ag. Dalam Bukunya  K.H M. SANUSI AL BABAKANI, FILSAFAT, NILAI, PAHAM KEAGAMAAN DAN PERJUANGANNYA)
            Pesantren assanusi pertma kali didirikan itu tidak menggunakan nama “Assanusi” melainkan dengan nama “kebon melati”. Pesantren assanusi sendiri diresmikan dengan nama PONDOK PESANTREN ASSANUSI pada tanggal 03 april 1994 yang pada saat itu dibawah asuhan KH. Abd. Qohar dengan Nyai. Emah malichah. Dengan kepala pondoknya Ust. Sulaiman Al-jamal (almarhum) dari subang. Seiring perkembangan zaman, pesantren assanusi mulai didatangi para pelajar dari berbagai daerah yang ingin mengais ilmu dipesantren ini, dan pada tahun 2000 datanglah pelajar santri putri yang pada saat itu hanya ada 2 orang, santri putri tersebut masih ditempatkan dirumah bapak pengasuh yang dinamai Assanusiah. Perkembangan pesantren assanusi semakin pesat begitupun santri putrinya. Sehingga pada tahun 2004 ada beberapa santri putri yang ingin belajar di K.H Abdurrohman dan Nyai sa’adah dan dinamai pondok pesantren Assa’adah, sehingga selanjutnya untuk masing-masing pesantren ada pengasuhnya sendiri-sendiri, untuk assanusi diasuh oleh K. Ali Munir, assanusiah diasuh oleh KH. Abd. Qohar, dan assa’adah diasuh oleh KH. Abdurrohman.
            Walaupun pernah mengalami penurunan kuantitas santri, namun sampai saat ini pesantren assanusi, assanusiah dan assa’adah (disebut dengan Bani sanusi) semakin bertambah dan bertambah sehingga itupun mempengaruhi terhadap sarana dan prasarana yang ada. Bahkan saat ini pesantren assanusiah sudah membangun gedung yang kedua (disebut Assanusiah 2) yang diserahkan kepada menantu dari KH. Abd. Qohar yang menikah dengan Mba Ana Mardiana Zulfah (yu zulfah) yaitu Ust. Hasan bisri dari indramayu alumni pondok pesantren Kebon Jambu alislamy (masih kerabat dengan pesantren assanusi).
            Pesantren bani sanusi berbasis “salafi-modern” karena mayoritas santrinya bersekolah formal, namun karena paham yang di anut pesantren bani sanusi adalah ahlus sunnah wal jama’ah dan berormas Nahdlatul Ulama, tentulah lebih menjunjung tinggi tradisi pesantren salaf. Namun begitu pesantren bani sanusi juga tidak menutup diri dari arus globalisasi yang sangat kencang dan dominan. Sesuai dengan moto dari nahdlatul ulama yaitu “al- muhafadotu bil qodimi solih wal akhdu bil jadidil aslah”.

0 komentar:

Posting Komentar