Pondok pesantren (selanjutnya dibaca pesantren) assanusi terletak di “jl. Kebon melati no. 02 desa babakan kec. Ciwaringin kab. Cirebon”. Pesantren assanusi didirikan pertama kali oleh almaghfurlah K.H M. Sanusi (selanjutnya disebut mbah sanusi) yang lahir di Desa winduhaji, kabupaten kuningan. Pada malam jum’at tanggal 14 rabi’ul awwal 1322 H. Atau 12 januari 1904 M. Beliau dalam kandungan ibunya selama 12 bulan, beliau kelahiran dari pasangan K. Agus ma’ani bin aki natakariya bin K. Aslamuddin dengan nyai. Asnita binti kuwu K. Kauri (sacaperwata). Dan mbah sanusi wafat pada 9 jumadil ula 1932 H. Atau 19 juni 1974 M. (DR. AR. IDHAM KHOLID, M. Ag. Dalam Bukunya K.H M. SANUSI AL BABAKANI, FILSAFAT, NILAI, PAHAM KEAGAMAAN DAN PERJUANGANNYA)
Pesantren
assanusi pertma kali didirikan itu tidak menggunakan nama “Assanusi” melainkan
dengan nama “kebon melati”. Pesantren assanusi sendiri diresmikan dengan nama
PONDOK PESANTREN ASSANUSI pada tanggal 03 april 1994 yang pada saat itu dibawah
asuhan KH. Abd. Qohar dengan Nyai. Emah malichah. Dengan kepala pondoknya Ust.
Sulaiman Al-jamal (almarhum) dari subang. Seiring perkembangan zaman, pesantren
assanusi mulai didatangi para pelajar dari berbagai daerah yang ingin mengais
ilmu dipesantren ini, dan pada tahun 2000 datanglah pelajar santri putri yang
pada saat itu hanya ada 2 orang, santri putri tersebut masih ditempatkan
dirumah bapak pengasuh yang dinamai Assanusiah. Perkembangan pesantren
assanusi semakin pesat begitupun santri putrinya. Sehingga pada tahun 2004 ada
beberapa santri putri yang ingin belajar di K.H Abdurrohman dan Nyai sa’adah
dan dinamai pondok pesantren Assa’adah, sehingga selanjutnya untuk
masing-masing pesantren ada pengasuhnya sendiri-sendiri, untuk assanusi diasuh
oleh K. Ali Munir, assanusiah diasuh oleh KH. Abd. Qohar, dan assa’adah diasuh
oleh KH. Abdurrohman.
Walaupun
pernah mengalami penurunan kuantitas santri, namun sampai saat ini pesantren
assanusi, assanusiah dan assa’adah (disebut dengan Bani sanusi) semakin
bertambah dan bertambah sehingga itupun mempengaruhi terhadap sarana dan
prasarana yang ada. Bahkan saat ini pesantren assanusiah sudah membangun gedung
yang kedua (disebut Assanusiah 2) yang diserahkan kepada menantu dari KH. Abd.
Qohar yang menikah dengan Mba Ana Mardiana Zulfah (yu zulfah) yaitu Ust. Hasan
bisri dari indramayu alumni pondok pesantren Kebon Jambu alislamy (masih
kerabat dengan pesantren assanusi).
Pesantren
bani sanusi berbasis “salafi-modern” karena mayoritas santrinya bersekolah
formal, namun karena paham yang di anut pesantren bani sanusi adalah ahlus
sunnah wal jama’ah dan berormas Nahdlatul Ulama, tentulah lebih menjunjung
tinggi tradisi pesantren salaf. Namun begitu pesantren bani sanusi juga tidak
menutup diri dari arus globalisasi yang sangat kencang dan dominan. Sesuai
dengan moto dari nahdlatul ulama yaitu “al- muhafadotu bil qodimi solih wal
akhdu bil jadidil aslah”.
0 komentar:
Posting Komentar